biosafety specialist
SHARE :

Mengendalikan Risiko dalam Laboratorium Biologi

2
10/2023
Kategori : Uncategorized
Komentar : 1 komentar
Author : admin


Attractive young female scientist and her senior male supervisor pipetting and microscoping in the life science research laboratory (biochemistry, genetics, forensics, microbiology)

Kita hidup dan tinggal di era yang tidak menentu dan selalu berubah dengan cepat, tidak terkecuali agen biologi dan penyakit. Bekerja di laboratorium dengan menggunakan objek suatu agen biologi sejatinya memerlukan sebuah keahlian dan keterampilan tersendiri. Hal ini berguna untuk mengantisipasi risiko paparan agen biologis terhadap staf laboratorium atau lingkungannya. Diperlukan suatu organisasi laboratorium dengan manajemen yang baik untuk memastikan dan evaluasi efektivitas biosafety, kemahiran staf laboratorium, fasilitas, dan pengelolaan sebuah laboratorium. Prinsip dasar untuk menciptakan lingkungan kerja di laboratorium yang aman adalah dengan menggunakan petunjuk keselamatan kerja yang ada di laboratorium.

Apa yang dimaksud dengan Biosafety?

Biosafety adalah penerapan pengetahuan, teknik, dan peralatan untuk melindungi personil laboratorium, objek (bahan dilaboratorium), dan lingkungan sekitar dari paparan agen yang berpotensi menyebarkan penyakit.

Sehingga, biosafety memerlukan tempat kerja khusus (containment) untuk mencegah agen biologis berbahaya (biohazard) tidak keluar dari lingkungan kerja dan mencegah risiko paparan pathogen terhadap personil di laboratorium, objek (bahan dilaboratorium), lingkungan luar maupun di dalam laboratorium.

Contoh yang diambil adalah orang yang bekerja di dalam bidang kesehatan, kegiatan yang dilakukannya adalah meneliti suatu virus atau bakteri yang dapat menyebabkan wabah berbahaya, maka dari itu untuk mencegah adanya kontaminasi pekerja tersebut harus menerapkan sistem Biosafety yaitu salah satunya dengan menggunakan sarung tangan.

Jadi biosafety adalah standar keamanan khusus di dalam laboratorium yang sudah di tetapkan untuk meminimalisir terjadinya kontak langsung dengan bahan agen mikroorganisme berbahaya yang sedang di teliti di laboratorium. Hal ini  dikarenakan, kegiatan yang melibatkan bahan biologis berbahaya (biohazard) yang bersifat infeksius memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan serta keamanan kerja.

Biosafety di klasifikasikan dalam beberapa level yang dimana setiap level nya memiliki standar keamanan dan pesyaratan yang berbeda beda di dalam laboratorium berdasarkan dengan kegiatan interaksinya dengan mikroorganisme hidup yang bersifat pathogen.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention atau Pusat Pencegahan dan Penanganan Penyakit yang berpusat di Amerika Serikat membagi 4 level pengananan keselamatan biologi. Yaitu:

A. Biosafety Level 1

Level keselamatan biologi 1 diperuntukkan bagi agen-agen yang diketahui tidak menyebabkan penyakit pada manusia dewasa yang sehat dan bahaya potensial yang minimal bagi pekerja laboratorium dan lingkungan. Laboratorium ini biasanya tidak memerlukan lokasi terpisah dari lokasi umum dalam suatu bangunan. Biasanya laboratorium yang tergolong BSL 1 adalah laboratorium yang digunakan untuk pembelajaran, pelatihan, dan pekerjaan yang mana menggunakan mikroorganisme yang tidak mengganggu kesehatan manusia dewasa. Beberapa mikroorganisme yang biasa di teliti atau digunakan di dalam BSL-1 seperti: Escherichia coli, Bacillus subtilis dan Nigeria gruber. Namun, bukan berarti longgarnya fasilitas BSL-1 dapat menganggap tidak petingnya keamanan diri. Saat bekerja di dalam BSL-1 tetap harus menggunakan alat pelindung diri dan beberapa fasilitas yang perlu diperhatikan, seperti:

  • Tersedianya wastafel cuci tangan.
  • Terdapat pintu masuk dan keluar pada laboratorium.
  • Ruang kedap air, ruang kerja mudah dibersihkan.
  • Dilengkapi dengan lemari untuk jas laboratorium atau pakaian kerja.
  • Memiliki perabotan yang kuat dan kokoh.
  • Terdapat ventilasi yag dilengkapi dengan HEPA Filter.
  • Dilengkapi dengan alat keamanan seperti emergency drenc shower dan eyewash.

B. Biosafety Level 2

Level keselamatan biologi level 2 memiliki fungsi untuk penelitian yang berhubungan dengan diagnosis penyakit, layanan kesehatan dasar. Dengan karakteristik peralatan-peralatan keamanan, fasilitas, dan desain kontruksi yang dapat digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran, dan pekerjaan laboratorium yang menggunakan agen biologis pathogen dengan tingkat risiko yang sedang dan tidak menyebar melalui udara. Pada umumnya pekerjaan yang melibatkan agen biologis yang memerlukan BSL-2 yaitu: Virus Hepatitis B, Infulenza A, Salmonella, dan Toxoplasma. Pekerjaan yang berkaitan dengan darah manusia, turunan darah manusia, jaringan manusia, cairan tubuh, dan cell lines manusia bisa juga dilakukan di BSL-2. Walaupun organisme yang digunakan di BSL-2 tidak berpotensi menyebar melalui udara, namun perlu antisipasi adanya potensi dari percikan sampel seperti darah dan cairan tubuh manusia. Pada laboratorium Biosafety Level 2 ini beberapa persyaratan khusus yang sudah di tetapkan sesuai dengan SEMENKES Nomor 234 Tahun 2020, yaitu:

  1. Persyaratan untuk Gedung  

Gedung untuk BSL-2 ini harus memiliki:

  • Terdapat ruang untuk penerimaan dan penyimpanan sampel
  • Terdapat ruangan pengujian specimen
  • Tersedianya ruangan khusus untuk menangani limbah infeksius yang dilengkapi juga dengan autoclave
  • Terdapat ruangan yang diseikana untuk loker, administrasi dan pantry
  • Memiliki ruang penyimpanan reagen
  • Memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang baik
  • Menggunakan jalur akses kedalam gedung yang terbatas dan ada kamera CCTV

Ruang untuk Biosafety Level 2 harus memenuhi syarat sebagai berikut:

  • Ruangan yang cukup luas untuk bekerja dan terpisah dengan area publik dalam Gedung
  • Memiliki ruangan terpisah antara ruang infeksius dan non infeksius dan diberi tanda atau label pada setiap pintu ruangannya
  • Memiliki pintu yang terkunci dengan akes terbatas
  • Memiliki jendela yang tertutup rapat dan menggunakan HVAC System/Aliran udara searah dengan filter udara pada exhaust
  • Memiliki penerangan yang cukup  dan lampunya tidak menggantung
  • Memiliki lantai yang kuat, tahan air dan tidak ada celah/nat disarankan dilapisi epoxy serta tidak ada sudut antara lantai dan dinding.
  • Dindingnya tidak kasar, anti air dan mudah dibersihkan
  • Memiliki wastafel cuci tangan di dekat pintu keluar laboratorium
  • Memiliki wastafel yang dilengkapi dengan pencuci mata (disarankan)
  • Memiliki shower yang ditempatkan dilorong ruangan laboratorium
  • Pasokan listrik yang memadai, penanganan darurat, genset yang selalu standby
  • Pengolahan air yang baik antara suplai dan pembuangan, sistem pencegahan arus balik, keran otomatis, pengolahan air reverse osmosis untuk laboratorium
  • Gedung memiliki hidran/sistem pemadam kebakaran yang memenuhi syarat
  • Memiliki sistem telekomunikasi/sistem interkom
  • Memiliki sistem keamanan alarm
  • Memiliki jalur evakuasi yang sesuai dengan dengan syarat keselamatan dan kesehatan kerja
  • Persyaratan Peralatan
  • Menggunakan BSC kelas II A2
  • Menggunakan Laminar Air Flow (LAF) atau PCR hood dan RT PCR
  • Memiliki mikropipet, Auotaclave, Refrigator untuk reagen
  • Memiliki freezer-80⁰C untuk penyimpanan spesimen
  • Memiliki coolbox, Refrigated Centrifuge, Spindown, dan Vortex

Pekerja atau peneliti yang berada di dalam laboratorium BSL-2 harus sudah terlatih di bidangnya, berkompeten serta memhami persyaratan pada praktik Good Laboratory Practice, Biosafety dan Biosecurity. Pada BSL-2 ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu laboratorium statis dan non statis. Syarat dan sistem keamanannya sama. Namun, yang membedakan ialah BSL-2 statis yaitu laboratorium yang ada di dalam gedung saja. Sedangkan laboratorium BSL-2 non statis berbentuk container dalam mobil yang dapat berpindah-pindah.

C. Biosafety Level 3

Biosafety Level 3 (BSL-3), dengan karakteristik peralatan keamanan, fasilitas, dan desain konstruksi yang dapat digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran, dan pekerjaan laboratorium menggunakan agen dengan risiko yang sedang-tinggi dan berisiko menyebar lewat udara. Pada BSL-3 ini mikroorganisme yang digunakan bisa berpotensi mengkontaminasi pekerja laboratorium yang cukup serius pada bagian saluran pernafasan yang berakbiat fatal dan dapat mengkontaminasi lingkungan sekitar yang dekat dengan laboratorium. Beberapa mikroorganisme yang diteliti biasanya: Anthrax, Mycobacterium tuberculosis, Virus Avian Influenza, Virus St. Louis encephalitis dan Coxiella burnetii.

Para peneliti melakukan semua eksperimen di Biosafety Cabinet (BSC). Laboratorium BSL-3 dirancang agar mudah didekontaminasi. Sebagai tindakan keselamatan tambahan, laboratorium ini harus menggunakan aliran udara yang terkendali atau “terarah” untuk memastikan bahwa udara mengalir dari area non-laboratorium (seperti lorong) ke area laboratorium.

Fitur keselamatan teknis lainnya mencakup persyaratan untuk masuk melalui dua pintu yang dapat menutup sendiri dan saling bertautan, jendela tertutup, lantai dan dinding, serta sistem ventilasi berfilter HEPA. Laboratorium BSL-3 juga harus dilengkapi untuk mendekontaminasi limbah laboratorium menggunakan insinerator, autoklaf, dan/atau metode dekontaminasi lainnya, tergantung pada penilaian risiko biologis.

Selain pertimbangan BSL-2, laboratorium BSL-3 memiliki persyaratan penahanan berikut:

  • Praktek laboratorium
  • Program Kesehatan Kerja ada untuk pengawasan medis terhadap pekerja laboratorium
  • Pekerja laboratorium berada di bawah pengawasan medis dan mungkin sudah di imunisasi terhadap agen infeksi atau racun yang bekerja dengan mereka
  • Akses ke laboratorium dibatasi dan dikontrol setiap saat.
  • Peralatan keselamatan
  • APD yang sesuai harus dipakai, dan respirator mungkin diperlukan.
  • Semua pekerjaan yang berhubungan dengan agen infeksi atau racun harus dilakukan dalam lemari keamanan hayati yang sesuai.
  • Pembangunan fasilitas
  • Wastafel cuci tangan dan eyewash tersedia di dekat pintu keluar.
  • Udara buangan tidak dapat disirkulasi ulang
  • laboratorium harus memiliki aliran udara terarah yang berkelanjutan dengan mengalirkan udara ke dalam laboratorium dari area bersih menuju area yang berpotensi terkontaminasi.
  • Pintu masuk ke laboratorium melalui dua pintu yang dapat menutup sendiri dan saling bertautan.

D. Biosafety Level 4

Laboratorium dengan keamanan Biosafety Level 4 ini dirancang khusus untuk digunakan untuk kegiatan penelitian mikrooragnisme yang bersifat pathogen dan berbahaya. Pada BSL-4 ini mikroorganisme yang bisa menyebabkan penyakit serius pada manusia jika terkontaminasi dan penyakit yang disebabkannya pun memiliki potensi untuk menular dari satu orang ke yang lainnya baik secara langsung maupun tidak dengan cepat. Ketika terkontaminasi dengan mikroorganisme tersebut maka subjek tidak dapat disembuhkan, itu dikarenakan mikroorganisme yang digunakan pada BSL-4 ini memang belum tersedia obatnya. Mikroorganisme yang biasa di teliti pada BSL-4 ini adalah: Virus HIV/AIDS, Virus Ebola, Rift Valley fever dan Virus Sin Nombre.

Ada dua jenis laboratorium BSL-4:

  1. Laboratorium cabinet
  2.  semua pekerjaan dengan agen infeksi atau racun dilakukan di Biosafety Cabinet (BSC) Kelas III dengan prosedur yang dirancang dengan sangat hati-hati untuk menghilangkan potensi kontaminasi. Bahan-bahan yang keluar dari dalam lemari harus didekontaminasi melalui autoclave Selain itu, ruang laboratorium ini dirancang juga untuk mencegah kontaminasi pada ruang lainnya.
  • Suit Laboratory
  •  Petugas laboratorium diharuskan mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh dengan dilengkapi suplai udara, yang merupakan jenis APD khusus paling canggih. Semua personel diwajibkan mandi sebelum keluar dari laboratorium dan menjalani serangkaian prosedur yang dirancang khusus untuk melakukan dekontaminasi sepenuhnya sebelum meninggalkan area laboratorium tersebut.

Meskipun pengendalian teknik yang diperlukan untuk BSL-4 laboratorium kabinet dan BSL-4 lab dengan seragam lengkap berbeda dalam beberapa hal, pengendaliannya bersifat komprehensif dan dilengkapi dengan prosedur dan praktik yang dirancang dengan cermat di kedua jenis laboratorium.

Laboratorium BSL-4 memiliki persyaratan penahanan berikut :

  • Ganti pakaian sebelum masuk area kotor.
  • Mandi saat keluar dari area lab BSL-4.
  • Dekontaminasi semua bahan sebelum keluar dari fasilitas BSL-4.
  • Gunakan alat pelindung diri tertutup yang dilengkapi suplai udara
  • Adanya 2 lapisan pintu
  • Tersedianya ruangan sterilisasi atau fumigasi
  • Ruangan lab BSL-4 harus terpisah dari bangunan lain
  • Ventilasinya harus dilengkapi dengan HEPA Filter
  • Laboratorium terletak di tempat yang terisolasi dan terbatas

Dengan adanya pemahaman yang mendalam terkait dengan biosafety dan biosecurity diharapkan kita dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik lagi dalam tata laksana laboratorium, sehingga diperoleh standar keamanan, keselamatan, dan hasil laboratorium pada pelayanan, penelitian, dan pendidikan di Indonesia.

PT. Sains Teknik Ecosolusindo memahami betul dalam dunia yang semakin kompleks dan berkembang pesat ini bahwa biosafety bukan sekedar tanggung jawab, melainkan inti dari integritas dan keberlanjutan kehidupan. Sebagai penjaga kehidupan, kami merangkul visi untuk menciptakan sebuah lingkungan dimana inovasi dan kemajuan teknologi beriringan dengan komitmen yang tak tergoyahkan terhadap keselamatan dan perlindungan bagi semua individu yang berinteraksi dengan aspek aspek biologis dan kimia dalam aktivitas bisnis anda. Kami adalah mitra yang tepat untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil bersama dengan kami adalah pernyataan dari dedikasi kami untuk menciptakan masa depan yang lebih aman, lebih sehat, dan lebih terlindungi bagi dunia ini.  

Berita Lainnya



1 komentar

Teknologi Autoclave: Menjamin Keamanan di Lingkungan Medis dan Laboratorium

Rabu, 3 Jan 2024

[…] atau autoklaf adalah sebuah perangkat penting yang biasa digunakan di dalam laboratorium mikrobiologi untuk mensterilkan alat-alat laboratorium dan sampel yang telah digunakan dari cemaran […]

Balas

Tinggalkan Komentar